Maraknya baju bekas import yang masuk ke tanah air sering membuat pusing pemerintah. Pasalnya hal tersebut dapat melemahkan industri tekstil tanah air.
Tindakan ekonomi segelintir orang yang belum tentu berpikir panjang tersebut baru-baru ini mulai mendapat teguran lagi dari pemerintah. Thrifting untuk pakaian bekas kini dilarang pemerintah.
Setiap tahun, lebih dari 100 miliar item pakaian diproduksi secara global. Menurut beberapa perkiraan, dengan 65% di antaranya berakhir di pembuangan dalam waktu 12 bulan.
Oleh karenanya, penyelundupan pakaian bekas sulit untuk diberantas. Lantas bagaimana solusinya?
Pada artikel kali ini, kami hanya memberi ide untuk para pebisnis baju daur ulang.
Dengan Kreativitas, Baju Bekas Import dapat di Daur Ulang
Mendaur ulang baju bekas import bukan hanya mengurangi limbah tekstil dan thrifting, namun juga dapat menjadi bentuk ekspresi kreativitas.
Dengan menggunakan teknik dan aksesori yang tepat, baju bekas import yang tadinya dijual murah dan dapat mempengaruhi industri tekstil di tanah air, dapat diubah menjadi barang-barang baru yang unik dan menarik yang kemudian dapat di ekspor kembali ke masing-masing negara.
Indonesia sangat kaya akan budaya, dengan demikian banyak sekali seniman di Indonesia. Contohnya, beberapa lukisan terkenal dari seniman Indonesia telah menghiasi museum-museum di Eropa.
Demikian para perancang mode Indonesia, sudah banyak juga yang mendunia. Dengan demikian, masalah masuknya limbah pakaian dari negara lain mungkin dapat kita atasi sedikit demi sedikit dengan menggerakkan kreativitas mereka.
Dalam hal ini, penggunaan aksesori seperti resleting, tali, atau kancing dapat memberikan sentuhan tambahan pada desain baju bekas import yang telah diubah.
Selain itu, teknik patchwork atau quilting juga dapat memberikan sentuhan kreatif pada baju bekas import yang diubah. Kombinasi potongan-potongan baju bekas import dengan pola atau warna yang berbeda dapat menciptakan desain yang unik dan menarik.
Baju Daur Ulang Dapat Menjadi Tekstil
Sebagian besar kesulitan teknis dalam mendaur ulang pakaian usang menjadi pakaian baru disebabkan oleh komposisinya. Sebagian besar pakaian terbuat dari campuran tekstil, dengan poliester sebagai serat yang paling banyak diproduksi, terhitung 54% dari total produksi serat global. Kedua, kapas, dengan pangsa pasar sekitar 22%.
Alasan prevalensi poliester adalah rendahnya biaya serat sintetis berbasis fosil, menjadikannya pilihan populer untuk merek mode cepat saji, yang memprioritaskan harga di atas segalanya – biaya poliester per kg hanya setengahnya dari kapas.
Sementara industri plastik telah mampu memecah poliester murni (PET) selama beberapa dekade, sifat campuran tekstil membuatnya sulit untuk mendaur ulang satu serat, tanpa menurunkan yang lain.
Dengan menggunakan 100% limbah tekstil – terutama T-shirt dan jeans bekas – sebagai bahan bakunya, pabrik pendaur ulang tekstil dapat membuat pulp selulosa yang dapat terurai secara hayati yang mereka sebut Circulose.
Tekstil pertama-tama diparut. Kancing, ritsleting, dan pewarna dihilangkan. Mereka kemudian menjalani pemrosesan mekanis dan kimia yang membantu memisahkan serat kapas yang kusut dengan lembut satu sama lain. Yang tersisa adalah selulosa murni.
Setelah kering, lembaran pulp terasa seperti kertas tebal. Ini kemudian dapat dilarutkan oleh produsen viscose dan dipintal menjadi kain viscose baru.
Pendekatan semacam ini dapat membantu mengatasi masalah sirkularitas sistemik dalam industri fesyen terkait serat sintetis.
Cukup Import Mesin Tekstil, Jangan Tekstilnya!
Saat ini, permintaan tekstil dan pakaian jadi tengah meningkat. Oleh karena itu, cukup import mesinnya saja, tidak perlu import tekstil atau pakaian jadinya.
Indonesia masih kaya dengan sumber energi seperti gas alam yang biayanya lebih murah dari pembangkit listrik tenaga minyak solar (high-speed diesel). Selain itu, gas alam menghasilkan kadar emisi lebih rendah 50% dari solar.
Untuk pekerja, Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2030. Dengan demikian pendidikan untuk teknik industri tekstil memang diperlukan.
Bahkan, saat ini untuk membuat kaos jersey, pakaian dalam, t-shirt, dan kaos kaki dapat kita lakukan dari garasi rumah.
Berikut beberapa mesin tekstil yang dapat menginspirasi para pengimpor tekstil dan pengimpor pakaian jadi di Indonesia, agar dapat mentransformasikan bisnisnya menjadi produsen tekstil lokal.
Mesin Tekstil Skala Rumahan
Mesin rajutan sirkular dari Unitex ini dapat memproduksi berbagai jenis kain tanpa putus. Oleh karena itu, kualitas kain hasil produksi mesin tekstil ini sudah memenuhi syarat kualitas, terutama untuk di negara-negara barat.
Anda dapat memproduksi kaos kaki, baju jersey olah raga, t-shirt berkualitas, celana dalam, dan sebagainya menggunakan mesin tekstil ini.
Bahkan, Anda dapat memulai dari garasi rumah untuk menjadi produsen tekstil. Ini merupakan peluang, termasuk untuk bandar-bandar kain di Pasar Tanah Abang yang belum memiliki pabrik tekstil atau mengimpor tekstil.
Anda dapat meningkatkan persaingan bisnis dengan menjadi produsen tekstil di Indonesia.
Mesin Tekstil Skala Industri
Untuk skala besar, set mesin Tong He dapat Anda andalkan untuk produksi berbagai macam kain tekstil.
Changzhou Tonghe Textile Machinery Manufacture Co. Ltd. memproduksi produk mesin tekstil. Perusahaan memproduksi dan menjual mesin full automatic doffing, roller tanpa tenunan mekanis, cocket centring performa tinggi, compact spinning instrument, dan produk lainnya.
Mesin tekstil TongHe merupakan mesin tekstil yang memproduksi kain dengan kualitas nomor satu di dunia. Mesin tekstil ini telah mendapatkan sertifikasi ISI 9001: 2008 untuk Otentikasi Kualitas Sistem. Sehingga Anda tidak perlu ragu dalam berinvestasi pada mesin tekstil TongHe.
Selain itu, Anda tidak perlu khawatir mengenai pasokan suku cadang mesin tekstil. Baik mesin rajutan Unitex maupun mesin tekstil skala besar TongHe, team dari PT. Kawan Era Baru selalu siap melayani kebutuhan Anda.
Kesimpulan
Baju bekas import berada pada ujun masalah sistemik pada limbah pakaian secara global. Untuk yang sudah masuk ke Indonesia, kita dapat merubahnya menjadi pakaian yang lebih memiliki nilai seni tinggi dan siap untuk di ekspor kembali ke masing-masing negara.
Namun, sebetulnya kita harus memikirkan pendekatan yang lebih efektif dalam mengatasi limbah pakaian bekas. Salah satunya adalah dengan membuat pabrik daur ulang pakaian bekas menjadi benang tekstil, atau menjadi dus boks, atau apa saja.
Berdasar laporan dari kementrian terkait, Industri Tekstil di Indonesia masih terus tumbuh. Terutama setelah pandemi, pertumbuhan industri tekstil Indonesia akan lebih meningkat lagi.
Oleh karena itu, sudah saatnya bagi para pebisnis pakaian impor, kain impor, dan pakaian bekas import untuk mulai merubah bisnisnya menjadi produsen tekstil. Anda dapat memulainya dari garasi rumah Anda.
Silahkan hubungi sales representative kami untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.