Pertumbuhan Industri Tekstil di Indonesia Setelah COVID-19

Jan 8, 2023 | Berita

Industri Tekstil Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 5% pada tahun 2027. Peningkatan ekspor dan permintaan kain yang tinggi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri tekstil Indonesia, Mordor Intelligence, sebuah perusahaan konsultan berbasis di Indonesia melaporkan.

Analisa Pertumbuhan Industri Tekstil di Indonesia

Pasar Tekstil Indonesia diperkirakan akan mencatat CAGR lebih dari 5% selama periode perkiraan.

  • Menurut para ahli, pada tahun 2022, sektor sandang di Indonesia diprediksi akan meningkat sekitar 10,45%. Namun, permintaannya hampir 75% dari level pra-COVID. Dalam beberapa dekade terakhir, pasar pakaian Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Busana sederhana telah muncul sebagai topik menarik di kalangan pemakai dunia modern. Busana sederhana Indonesia mencakup berbagai tren dan gaya. Itu menarik inspirasi dari elemen global sambil mempertahankan warisan dan nuansa regional.
  • Keanggotaan Indonesia dalam perjanjian perdagangan yang dikenal sebagai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) telah mendapat persetujuan. Beberapa negara mengantisipasi peningkatan perdagangan dan FDI di beberapa industri. Meskipun kebijakan pemerintah mungkin tidak mendukung kerja sama di dalam blok tersebut, industri tekstil Indonesia juga dapat melhat peningkatan investasi.
  • Indonesia merupakan pemasok barang tekstil yang signifikan ke beberapa negara anggota RCEP, termasuk Australia, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Singapura. Indonesia akan meningkatkan akses ke pasar negara anggota dengan keanggotaan RCEP. Hal ini berimplikasi bahwa industri TPT di Indonesia dapat mengantisipasi peningkatan ekspor. Negara-negara RCEP yang bersaing dengan industri TPT Indonesia adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Filipina, dan Kamboja.

Peningkatan ekspor mendorong permintaan

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pada tahun 2021, Indonesia merupakan pengekspor pakaian sopan terbesar ke-13 dunia. Nilai pasarnya adalah USD 4,68 miliar. Angka tersebut lebih besar sekitar 12,49% dibandingkan tahun 2020.

Indonesia mengekspor pakaian senilai kurang lebih USD 4,16 miliar pada tahun 2020. Dari Januari hingga Mei 2022, Indonesia mengekspor pakaian sopan senilai USD 2,35 miliar, naik 4,42% dari periode yang sama tahun 2020.

Divisi pakaian jadi diharapkan menghasilkan pendapatan setidaknya USD 9,30 miliar pada tahun 2022. Volume pasar paling signifikan, diperkirakan mencapai USD 312,20 miliar pada tahun 2022, berada di China, tempat sebagian besar keuntungan dihasilkan. Hampir USD 105,60 adalah pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU).

Sektor tekstil mengalami sedikit kebangkitan permintaan produk mereka dari negara tujuan ekspor utama oleh pemulihan ekonomi lokal dan global. Menurut Kementerian Perindustrian (MOI), ekspor tekstil dan produk tekstil naik 19% menjadi USD 10,52 miliar dari Januari hingga Oktober 2021. Selain itu, nilai investasi sektor tersebut naik 12% menjadi Rp 5,06 triliun atau USD. 353,7 juta.

Menurut Kemenperin, industri tekstil dan produk terkait tekstil memiliki tingkat utilisasi rata-rata 60% pada tahun 2021. Namun, tingkat utilisasi industri hulu dan menengah diperkirakan akan meningkat menjadi 75% pada akhir tahun 2022, sementara garmen tingkat utilisasi industri diharapkan mencapai 85%. Konsekuensinya, Kemenperin memperkirakan industri TPT akan tumbuh sebesar 5% pada tahun 2022.

Terlepas dari peluang tersebut, biaya produksi, terutama tenaga kerja, energi, dan bahan mentah, menjadi masalah bagi sektor tekstil Indonesia. Karena katun masih jauh lebih mahal daripada bahan sintetis, pakaian untuk konsumen kelas menengah dan kelas atas sering dibuat dari serat kapas.

Sebaliknya, pakaian jadi untuk konsumen kelas menengah dan kelas bawah biasanya terbuat dari campuran rayon, poliester, dan serat. Selain itu, hampir semua poliester dan rayon yang digunakan oleh industri tekstil diproduksi di dalam negeri, sehingga lebih mudah diperoleh daripada kapas. Sebaliknya, 99% kapas yang digunakan industri diimpor.

Namun demikian, ketika efek pembatasan pandemi mereda dan ekonomi membaik, permintaan pakaian berbahan katun akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang kembali ke kantor, sekolah, dan tempat umum lainnya.

Tingginya permintaan kain diperkirakan akan mendorong pasar

Pada kuartal I 2022, volume produksi industri pakaian jadi bisa meningkat 10,44% per tahun. Permintaan kemungkinan besar hanya akan meningkat hingga 75% dari level pra-COVID. Pertumbuhan industri pakaian melambat menjadi 0,16% di Q4 2022. Namun pada tahun 2022, sektor pakaian jadi Indonesia akan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 5,84%.

Pada Q4 2022, diperkirakan industri bahan baku tekstil atau pakaian jadi akan mengalami penurunan sebesar 1,02%. Mulai Juli 2022, industri tekstil akan berekspansi, sedangkan sektor pakaian jadi akan mengalami dua kali lonjakan permintaan di tahun 2023.

Di Indonesia, sektor pakaian jadi dan garmen menyokong mata pencaharian hampir 2 juta orang, menurut data Organisasi Perburuhan Internasional. Risiko terkait inflasi global dan situasi geopolitik saat ini juga berdampak pada industri manufaktur pakaian jadi.

Tantangan Industri

Dalam konteks Indonesia, produksi kapas mengalami tren penurunan. Produksi kapas telah menurun dari hampir 5443 metrik ton pada tahun 2014 menjadi hampir 435 metrik ton pada tahun 2019. Diperkirakan produksi kapas akan turun lebih jauh menjadi hampir 355,05 metrik ton pada tahun 2020.

Namun konsumsi kapas dalam tren meningkat dan diperkirakan mencapai 794866,79 metrik ton pada tahun 2020. Cukup menantang bagi pelaku pasar yang bergerak di industri tekstil untuk menghadapi penurunan produksi kapas di Indonesia.

Tren Teknologi

Adopsi teknologi baru dan modern menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan industri tekstil di Indonesia. Beberapa tren teknologi utama di pasar ini dibahas sebagai berikut:

  • Pencetakan dan pemindaian 3D: Teknologi ini mampu memberikan tampilan visual 3D kehidupan nyata yang ditampilkan di perangkat komputasi. Ini meningkatkan akurasi, efektivitas, dan efisiensi koleksi pakaian.
  • Teknologi otomasi: Teknologi ini membantu pembuatan dan desain produk tekstil dengan bantuan manusia minimal melalui penggunaan sistem kontrol.
  • Internet of Things: Penyematan sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain dalam jaringan memungkinkan pertukaran data terkait produksi tekstil dengan perangkat lain melalui internet.

PT. Kawan Era Baru Hadir Berikan Solusi untuk Produsen Tekstil di Indonesia

Untuk memenuhi permintaan tekstil yang semakin meningkat, produsen tekstil di Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi. Sebagai salah satu cara dalam mencapat tujuan tersebut adalah dengan pembaruan mesin dan suku cadang tekstil.

PT. Kawan Era Baru telah siap untuk mendukung pertumbuhan industri teksil di Indonesia dengan menyediakan kebutuhan produsen tekstil dengan produk yang berkualitas dan hemat energi. Salah satunya adalah Circular Knitting Machine yang memiliki efisiensi tinggi selain kecepatan dan keakuratan pemintalan tanpa putus.

Kami juga menyediakan mesin pengering industri yang hemat energi. Mesin pengering tersebut sangat berguna pada proses pembuatan benang dan kain.

Untuk menjaga kualitas tekstil, PT. Kawan Era Baru memiliki banyak alat pengujian. Mulai dari pengujian tegangan benang, pengujian kelunturan, hingga ketahanan gesek.

Silahkan hubungi PT. Kawan Era Baru untuk memenuhi kebutuhan pabrik tekstil dan garment Anda.

Head Office

Jl. Ciputat Raya No 2D
Pondok Pinang
Kebayoran Lama
Jakarta Selatan 12310

Tel : +62-21-75911880
Fax: +62-21-75911928

Bandung Office

Metro Trade Center
B – 15
Jl. Soekarno Hatta
Bandung 40286

Tel: 022 – 7537575
Tel: 022 – 7569099
Fax. 022 – 7537500

Solo Office

Tegalmulyo No.12
Pabelan
Kartasura
Sukoharjo
Jawa Tengah 57169

Phone : 0271 7891954
Fax. : 0271 7890058

Surabaya Office

Perumahan Pondok Mutiara
Blok BS – 8
Banjar Bendo
Sidoarjo
Jawa Timur 61225

Tel / Fax :
+62-31-8948028

Pin It on Pinterest

Share This